Bogor, 29 Agustus 2025 – Dalam rangka membentuk karakter pelajar yang berakhlak dan beradab sekaligus meningkatkan pemahaman tentang bahaya paham menyimpang dan radikalisme, MAN 2 Bogor menyelenggarakan kegiatan Dhuha dan Tausyiah bertema ``Akhlak Dasar dan Takzim kepada Guru sebagai Benteng dari Aliran Menyimpang.``
Kegiatan ini merupakan bagian dari program MUI Goes to
School yang diinisiasi oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten
Bogor, sebagai bentuk nyata sinergi antara lembaga pendidikan dan ulama
dalam menjaga aqidah serta moral generasi muda.
Acara dimulai dengan Salat Dhuha bersama diikuti oleh
seluruh peserta didik, guru, dan tenaga kependidikan, kemudian dilanjutkan
dengan tausyiah yang disampaikan oleh dua narasumber dari MUI Kabupaten
Bogor, yaitu:
Dalam pemaparannya, Ustadz Muhammad Rus’an, S.Pd
menekankan pentingnya akhlak sebagai pondasi kepribadian seorang Muslim,
sekaligus sebagai tameng dari pengaruh aliran sesat. Ia menjelaskan bahwa hilangnya
nilai akhlak dasar seperti kejujuran, tawadhu, dan kesopanan sering kali
menjadi celah masuknya pemikiran menyimpang yang menyesatkan umat, terutama
generasi muda.
``Akhlak adalah benteng utama. Ketika akhlak runtuh, maka
sangat mudah seseorang terseret dalam paham-paham menyimpang yang
mengatasnamakan agama,`` tegasnya.
Sementara itu, Ustadz Fadlurribat, S.Pd.I menyoroti
pentingnya takzim (menghormati) kepada guru sebagai bagian dari adab
dalam menuntut ilmu, dan sebagai warisan luhur dalam tradisi keilmuan Islam.
``Takzim kepada guru bukan sekadar sopan santun, tapi bagian
dari keberkahan ilmu. Seseorang yang tidak memiliki adab terhadap gurunya, akan
sulit mendapatkan manfaat dari ilmu yang ia pelajari,`` ungkapnya.
Kegiatan ini disambut antusias oleh para siswa, yang
mengikuti tausyiah dengan penuh perhatian.
Kepala MAN 2 Bogor, Bapak Safwan Maulana, M.Pd
menyampaikan apresiasinya atas kehadiran MUI dan dukungan terhadap kegiatan
keagamaan yang memperkuat nilai-nilai moderasi beragama di kalangan pelajar.
``Kami menyambut baik sinergi ini. Semoga para siswa dapat
memahami pentingnya menjaga akhlak, menghormati guru, dan menjauhi paham-paham
yang menyimpang dari ajaran Islam Ahlus Sunnah wal Jama’ah,`` tutur beliau.
Kegiatan ini juga sejalan dengan program penguatan Moderasi
Beragama yang digaungkan oleh Kementerian Agama Republik Indonesia dan
menjadi bagian dari pembentukan karakter siswa madrasah yang rahmatan lil
‘alamin.
Tulis Komentar